Selamat dari Tsunami Banten, Aktivitas Baru Ifan Seventeen Bikin Trenyuh

Selamat dari Tsunami Banten, Aktivitas Baru Ifan Seventeen Bikin Trenyuh


Berita tentang tsunami Banten akhir 2018 lalu memang menggemparkan. Terlebih, band terkenal Seventeen turut menjadi korban bencana tersebut. Kejadian tragis tersebut merenggut ketiga personil Seventeen dan menyisakan Ifan, sang vokalis. Tak hanya itu, istri Ifan—Dylan Sahara yang baru dinikahinya dua tahun juga turut menjadi korban meninggal.

Bukan hal yang mengherankan jika hingga saat ini Ifan masih trauma karena kehilangan banyak orang terdekatnya sekaligus. Namun, dikabarkan jika saat ini Ifan tengah berusaha memulihkan diri dari trauma. Ada pun aktivitas baru Ifan saat ini juga upaya untuk mengobati hati.

Mondok di pesantren


Menenangkan diri dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan memang merupakan cara yang terbaik. Begitu juga yang diyakini oleh pria bernama lengkap Riefian Fajarsyah ini memilih untuk mondok di pesantren, tepatnya Pesantren Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Memang sih, Ifan nggak nunjukin aktivitas mondoknya di pesantren. Tapi justru wartawan yang datang langsung dan melakukan wawancara pada pria kelahiran 16 Maret 1983 ini. Menurut Ifan, ia memang sempat takut untuk pulang kembali ke rumah karena terlalu banyak kenangan bersama sang istri. Hm, semoga bang Ifan segera pulih dari traumanya ya.

Ikut acara kajian


Untuk mondok di pesantren sendiri, nggak seperti santri lain, Ifan hanya privat selama beberapa hari saja. Namun, setelahnya Ifan masih mengikuti acara kajian keagamaan. Sebelum bencana terjadi, diketahui jika Seventeen memang sudah mulai berhijrah dan banyak melakukan aktivitas keagamaan. Hingga kini, Ifan sepertinya makin intens dengan kegiatan rohaninya. Melihat kegiatan Ifan, banyak penggemar yang merasa kagum. Tak sedikit teman seleb yang juga memuji ketegaran Ifan.

Kirim doa untuk orang tercinta


Lupa pada orang tercinta yang baru saja pergi, mungkin nggak akan bisa ya. Bisa dibayangin, ia bersama dengan para member band yang sudah belasan tahun, mereka tak hanya seperti teman, tapi seperti sodara. Dengan sang istri pun, mereka baru resmi menikah dua tahun. Ditinggal mendadak karena bencana, pastilah Ifan mengalami guncangan yang hebat. Masih menyadari jika yang terjadi adalah kehendak Tuhan, Ifan mengaku hanya bisa banyak-banyak mengirim doa untuk mereka yang sudah pergi.

Selalu minta ditemani


Kalau permintaan satu ini, sepertinya sangat bisa dimengerti ya. Kalau seseorang lagi terpuruk, memang nggak bisa ditinggal sendiri. Hal itu juga disampaikan oleh Idan, saudara kembar Ifan. Menurut Idan, Ifan dari dulu memang sosok yang paling tegar di keluarga. Namun, sebagai saudara yang paling paham perasaan Ifan, Idan selalu berusaha ada untuk mengajak ngobrol. Boleh jadi Ifan memang terlihat tegar di luar, tapi di depan sang kembaran, Ifan mengaku jika ia seperti nggak kuat dengan apa yang menimpanya. Trenyuh banget ya, ngebayangin betapa beratnya ujian Bang Ifan.

Hal paling menyakitkan dalam sebuah kebersamaan adalah kenyataan bahwa perpisahan bisa terjadi kapan saja. Sebagai manusia, kita tidak bisa mencegah hal itu. Barangkali, memanfaatkan kebersamaan dengan kualitas yang lebih baik adalah jalan agar kita tak menyesal ketika berpisah.

sumber







Tidak ada komentar:

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Popular Post

Categories

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.